Puluhan Perajin Tahu dan Tempe di DIY Berhenti Produksi. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar berdampak pada kenaikan harga sejumlah produk impor, salah satunya kedelai. Akibatnya, perajin tempe dan tahu di berbagai daerah terancam gulung tikar. Di sentra industri tahu dan tempe Desa Bantengan, Galur, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dari 25 perajin tahu dan tempe, kini hanya lima perajin yang masih berproduksi. Sekitar 20 perajin lainnya memilih tidak berproduksi sementara hingga harga kedelai kembali normal. Harga kedelai impor yang awalnya Rp7.500 per kilogram kini menjadi Rp9.000 membuat sejumlah perajin tahu dan tempe di Gunung Kidul, DIY, terpaksa mengurangi produksi mereka. Tak hanya itu, sejumlah perajin juga mengurangi tenaga kerja karena tidak sanggup membayar upah. Mereka kewalahan menyiasati biaya produksi yang melonjak seiring dengan kenaikan harga kedelai.
Simak juga VIDEO berikut ini:
Post Lainnya:
- [Video] Komentar Habib Rizieq yang Menolak Event MISS WORLD 2013 di Indonesia
- [Video] Tersangka Pembunuhan Jadi Bulan-bulanan Massa di Sleman, Yogyakarta
- [Video] Review Manchester United vs Chelsea (2013)
- [Video] PSK (Pekerja Seks Komersial) Demo Walikota Surabaya
- [Video] Bentrok, Berebut Kursi Rektor Universitas Simalungun
- [Video] Over Dosis Ramuan Aborsi, Ibu Muda Tewas
- [Video] Mike Tyson Mengaku Sekarat
- [Video] Konser METALLICA Spektakuler di GBK Jakarta, Indonesia
- [Video] Konser Metallica di Jakarta Menuai Kekecewaan
- [Video] Guru SD ini Mencuri Sepeda Motor, Babak Belur Dihajar Massa
- [Video] Kelompok Pemuda Tawuran di Makassar, Sulawesi Selatan
- [Video] FPI Tolak "Miss World 2013" di Indonesia
- [Video] PSK Prostitusi di Purwakarta
- [Video] Konvoi Massa FPI Melintas, Pasukan Brimob Jaga Ketat
- [Video] Konser Inul Daratista dan Setia Band di Tegal Ricuh